• SMA NEGERI 1 WANASARI
  • Where Tomorrow's Leaders Come Together

Menghidupkan Kembali Gerakan Menabung, Pentingkah?

Menghidupkan Kembali Gerakan Menabung, Pentingkah? 

oleh Rini Ariani, M.Pd.

 

 

 

Seringkali kita mendengar motivasi bahwa setiap usaha atau kegiatan bisnis yang akan dilaksanakan bukan hanya mengandalkan modal berupa uang, atau kalimat praktisnya adalah memulai usaha jangan bepikir modal. Makna dari pemahaman kalimat tersebut banyak memiliki kebenaran, karena dari perspektif manajemen, ada banyak hal yang akan mempengaruhi capaian kesuksesan dari  usaha yang akan dijalankan. Beberapa hal diantaranya adalah adanya perencanaan yang baik, ketrampilan yang cukup, pengetahuan dan wawasan atas usaha yang akan dijalankan, monitoring dan evaluasi yang berkesinambungan dan hal lain yang berkaitan dengan kegiatan sebuah usaha. Motivasi tersebut timbul karena dalam sebuah usaha tidak harus semuanya diawali dengan modal berupa uang. Usaha jasa perantara misalnya, dalam usaha tersebut lebih menuntut pelaku untuk memiliki modal berupa luasnya pengetahuan dari produk yang akan disampaikan ke calon konsumen dan juga seberapa baik ketrampilannya dalam menjalin komunikasi yang akan dibangun dengan berbagai pihak. Pada usaha jasa perantara, faktor kemampuan dan ketrampilan individu serta luasnya jejaring usaha yang dimiliki akan lebih berperan dalam menentukan tingkat keberhasilan yang diharapkan.    

Pada sisi lain ada analisa yang menarik untuk disampaikan, diantaranya  pada saat himbauan dan motivasi tersebut disampaikan, salah satu faktor yang melatarbelakangi yaitu bahwa ada kondisi dinamis dan berbeda yang dihadapi oleh para pelaku ataupun calon pelaku usaha. Kondisi dimamis yang dimaksud adalah tidak semua para pelaku usaha memiliki akses dan kemampuan yang sama dalam dalam hal akses permodalan. Sedangkan permodalan berupa kebutuahan dana atau uang maupun yang sudah dalam bentuk aset berupa peralatan dan perlengkapan, memiliki peran yang penting dalam perjalanan sebuah usaha. Keterbatasan permodalan ini menuntut banyak pihak yang berkaitan dengan dunia usaha untuk menyikapi dengan kreatif baik dalam mempersiapkan modal yang dibutuhkan maupun memilih usaha yang relatif membutuhkan modal tidak begitu besar.

Terdapat beberapa cara dalam mempersiapkan modal bagi para pelaku usaha, diantaranya dengan membuka akses ke perbankan, menjalin kerja sama dengan pihak lain, dan  mempersiapkan dari awal dengan mengakumulasikan simpanan atau tabungan. Membahas mengenai tabungan atau simpanan, akan memanggil kembali ingatan kita bahwa gerakan menabung pernah di kampanyekan pemerintah pada era tahun 70-80an dengan diterbitkannya simpanan dengan nama Tabanas (Tabungan Pembangunan Nasional). Mengutip pada halaman di Majalah Bank Indonesia Edisi 83 Tahun 2020, dasar pemerintah yang pada saat itu gencar menggalakan gerakan menabung adalah untuk menanggulangi inflasi yang tinggi, sehingga diambilah kebijakan mengurangi jumlah uang beredar di masyarakat. Kampanye gerakan menabung masif dilaksanakan bahkan sejak dari kaum pejalar di sekolah-sekolah. Jargon yang dipakai pada saat itu adalah untuk menyampaikan kepada masyarakat umum agar tertarik melaksanakan gerakan menabung diantaranya dengan kalimat “hemat pangkal kaya”, “menabunglah untuk masa depan”.  

Apabila dihubungkan dengan faktor modal yang memiliki posisi penting dalam perjalanan sebuah usaha, maka jargon tersebut tentu masih sangat relevan. Prinsip hidup hemat melalui kebiasaan menabung akan membentuk pribadi yang terbiasa dalam menata keuangan secara baik. Terlebih apabila kebiasaan tersebut dimulai sejak dini, misalnya sejak masuk pada usia pelajar. Dalam jangka pendek, kebiasaan menabung akan membiasakan perilaku hidup yang dapat mengendalikan pola konsumtif berlebihan. Sedangkan dalam jangka panjang, apabila kegiatan menabung ini dapat terus dilakukan maka suatu saat akumulasi yang tersedia dapat digunakan sebagai ketersediaan modal yang mencukupi apabila kelak akan memulai sebuah usaha yang telah direncanakan. Kondisi ini pastinya akan lebih mendorong dan memperlancar terciptanya lebih banyak para pelaku usaha baru. Dalam dunia ekonomi, dengan semakin banyaknya para pelaku usaha maka akan semakin banyak barang jasa yang tersedia dan dapat memenuhi kebutuhan konsumen secara umum. Di sisi lain dengan adanya proses penciptaan barang jasa tersebut maka kebutuhan tenaga kerja semakin meningkat sehingga dapat mengurangi tingkat penganguran yang ada.

Dengan demikian , bukan menjadi penting atau tidak penting apabila saat ini semua pihak kembali memasivkan gerakan kembali menabung, yang diharapkan dimulai sejak dini yaitu pada kalangan pelajar. Mempertimbangkan mata rantai kemanfaatan yang diperoleh maka gerakan menabung sangat baik untuk di hidupkan kembali agar pada saatnya nanti bangsa ini dapat mencetak lebih banyak para pengusaha baru agar dapat menyerap tenaga kerja sebagai dampak dari bonus demografi yang akan dihadapi di waktu yang akan datang.

 

      

Komentari Tulisan Ini